Artikel

Pembuatan Silase dan Mineral Blok

Bogor, 19 Mei 2024 – Himpro Ruminansia SKHB IPB menggelar kegiatan Studi Lapang Ruminant yaitu Mini Farm. Kegiatan ini  bertempat di kediaman Prof. Nahrowi Ramli, M.Sc. Pada kegiatan kali ini kita akan mengenal teknologi silase, pertama-tama kegiatan dimulai dengan pemaparan materi mengenai teknologi silase.

Teknologi Silase

Silase merupakan salah satu teknik pengawetan pakan ternak yang sangat populer di kalangan peternak, teknik ini sering digunakan untuk mengatasi kelangkaan hijauan pada saat musim kemarau. Ada empat prinsip dalam pembuatan silase yaitu:

  1. Kadar air,
  2. Bakteri asam laktat,
  3. Water soluble carbohydrates (WSC),
  4. Anaerob.

Kadar air bahan yang baik untuk pembuatan silase yaitu 60%, umumnya pada rumput segar berkisar antara 70-90% sehingga perlu dilakukan penjemuran untuk mengurangi kadar airnya. Bakteri asam laktat berperan sebagai pengawet silase sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri pembusuk. WSC berperan sebagai substrat bagi mikroorganisme fermentatif (seperti bakteri asam laktat) selama proses fermentasi silase. Proses fermentasi silase terjadi tanpa adanya oksigen sehingga diperlukan tempat penyimpanan yang rapat seperti drum. “Apabila empat prinsip itu dapat dipenuhi maka semua bahan bisa dijadikan silase” ujar Prof. Nahrowi Ramli, M.Sc.

Proses Pembuatan Silase

Kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung membuat silase, diawali pengambilan rumput segar, rumput segar yang digunakan berjenis rumput gajah (Pennisetum purpureum). Pemotongan dilakukan dengan menyisakan 3 ruas batang sehingga rumput dapat tumbuh kembali. Setelah itu rumput segar dipotong-potong menjadi bagian kecil “ukuran paling baik pemotongan adalah 2-3 cm supaya mudah di masukan ke dalam tempat penyimpanan dan tidak ada rongga udara” ujar Prof. Nahrowi Ramli, M.Sc.

Pada pembuatan silase kali ini kita membuat 5 perlakuan yaitu hanya rumput, ditambah molases, dedak padi, air rendaman kol, dan campuran ketiganya. Rumput yang telah di potong-potong dan ditimbang beratnya kemudian dicampur dengan bahan di perlakuan yaitu sebanyak 5% dari berat bahan. Tahap akhir yaitu mengemas kedalam plastik dan di vacum sehingga tidak ada udara tersisa.

Setelah 21 hari fermentasi umumnya silase sudah dapat digunakan sebagai pakan ternak. Setelah dibuka akan tahan sekitar 2-3 hari, sehingga harus segera dihabiskan karena jika tidak maka kualitas rumput akan menurun. Selanjutnya pengecekan dapat dilakukan, silase yang berhasil memiliki ciri-ciri: rumput agak kekuningan, berbau khas fermentasi dan tidak berjamur.

Akhirnya kegiatan Studi Lapang Ruminant – Mini farm, diharapkaan bisa memberikan wawasan dan pengetahuan tentang teknologi silase. Selain itu mengetahui manfaat juga proses pembuatan dan mengaplikasikanya.

 

76 views